Jumat, 16 November 2007

KUMPULAN PUISI


Abdull Hafid
Orang BaruGelanggang yang berada di depan kuJelas..... kecilKu coba-coba terokainya dengan sentuhan jari halus ini...Ternyata...... dugaan ku melesetHanya bermodalkan puisi Kini PC ku penuh berisiDengan ide bernas penuh sensasiKalau dulu highway yang sunyiNamun kini..... melintas pun tidak beraniNama-nama kalian umpama lampu yang berkerdipanKarya dan debat berbalas-balasanMembuat aku semakin kerdil terpesona pada kehebatanSiapa lagi kalau bukan kalian
Agus Suryanto
Kisah Sebuah Hati(Mei '98)Ketika sebongkah es membungkus jantungSebutir bintang memancarkan sinarMengalirkan panasMencairkan hati yang sekian lama bekuMenghidupkan jiwa yang sekian lama matiNyala bintang semakin terangPintu hati tlah dibukaAjak bintang menari di angkasaAwan langitpun terusirKilau hati dan bintang kian mempesonaTibalah kini di ujung pagiBintangpun harus pergimeninggalkan hatiHaruskah hati mati dan membeku lagi .........
Bayuni Shantiko
WAHAIhai ... apa kabar?itu yang sering kusapakan pada matahari ketika datanghai... hari ini kabarmu bagaimana?kuucap di menjelang senjahai... kamu kemana saja?kemanapun kamu melangkahsungguh!aku pedulihai...cuma basa basihai...aku pedulihai...kenapa kau tidak?cikini-depok3/11/98
SAYAP-SAYAP PATAHseperti sayap-sayap yang patahdi keheningan sebuah senjalalu sayap-sayap meninggalkan peraduanbersama menutup malamada sayap yang benar-benar patahdibalik teralidepok 7/11 98
Rubon (Rumah Kebon) Pak Armanmenyusuri tepi danauaku seakan sampai pada keheningandi antara hutan beton dan akasiaterhampar tanpa batassedikit berjalan,kebon kacang dan singkonglidah buaya menjulur-julurjangkrik dan beberapa ayam hutan menyambung hiduprumahnya menyendiricat putih, bersih dan elegankokoh tapi sederhanaberdiri mengangkangi sungai tanpa tepiaku datang lagi tanpa kemewahan dan keangkuhan segelas teh, sepiring singkong rebusia hanya ingin sisa umurnyaseperti elang yang hinggap tadi pagikemudian dinginnya malammenggelitik ingatankuada rasa yang sederhanadan apa adanya8/11/98
BONEKAdiantara gemulai gadis ber-rok minidan insyafku wanitakuterbungkus dan sederhanademo tak juga bubarlukisan yang tak pernah selesaikata-kata yang tak terkatakandan gerak terbaca bila sadarwanitaku...wanitaku bonekakuteman mengentas sarapan pagimenghantar sepi merambat dalam mimpiseperti itik pulang senjawanitaku.. aku bonekamumembuka dan mendengar telingakutanpa sadar aku muak dan hilangdiri...ahh....aku ereksi disiniaku ejakulasi hatiwanitaku...aaa...aku tanpamu tanya-=14.58 : kantin: 9/12/98=-
Budiyanto Pradono Architect
DI MANAKAH RINDU ?
Sejalan waktu yang kian lalu..kugapai rindu,kutunggu selalu… email yang kau janji dulu..kadang kuharus berebut dengan sang waktu…tatkala rindu tak terbendung; modemku juga enggan berkompromidengan diriku…dimanakah dirimu..??kugapai sepi … kunikmati dingin ini sendiri… bersama seonggok rindu yang menghiburku dengan mimpi..dimanakah kamu?Komputer kasihku hiburkan diriku..lumatkan sepi ini dengan game..kala rindu menggapai kugadaikan dia pada sang waktu..modemku memberi sinyal tanda sudah tersambung; sayang… dirimu tak kunjung hadir .pudar mapat jera… beralas kaki berselimut dingin..beralas rindu…diriku kering… diatas rindu yang membalutku..dan bergelut dengan mimpi…memberiku lebih berarti..dimanakah dirimu kini…?yang kutahu… teknologi telah mematahkan semangat merayakan tubuhtapi menghantarkan roh-roh rindu lewat modem..aku bahkan tak peduli engkau dimana…yang penting memberiku segenggam air dan secangkir rindukureguk hening kumampatkan sepi…. Kunikmati lagi sang rindu…memberi bara pada cinta kita..engkau di antartika, diriku di katulistiwa…itu tak berarti kini..asal modem dan komputerku menemaniku di sini bersama sang rindu..dimanakah dirimu? Aku tak peduli.Dimanakah rindu?Itu yang harus ada, agar cinta tetap terjaga