Rabu, 06 Februari 2008

Pelayanan Perpustakaan

Ditulis pada Januari 20, 2008 oleh pakdesofa
Pelayanan Perpustakaan

Bag 2


Layanan Literatur

Menurut Cabeceiras, tahun 2002 perpustakaan akan berfungsi sebagai mediator antara ilmuwan atau pembaca dengan pangkalan data. Karena itu pustakawan diharapkan paham cara menelusuri informasi dari pangkalan data. Dia harus mampu mengoperasikan komputer Boolean Logic and, or and not dalam memilih informasi yang tepat dan akurat. Lebih dari itu pengetahuan tentang tajuk subjek dan tesaurus harus mahir

Menurut Lancaster, pustakawan harus mengajari ilmuwan bagaimana mencari informasi dari sebuah pangkalan data. Ilmuwan bisa memilih informasi yang diperlukan sesuai minatnya. Pustakawan juga harus bisa memberi informasi yang berasal dari siaran. radio, televisi, faksimili, dan dari berbagai sumber informasi lainnya. Pustakawan harus berprestasi yang pasti agar memperoleh pengakuan dari masyarakat dan menjadi lahan yang basah. Perpustakaan sebagai tempat menyimpan dokumen. Informasi data bibliografi saja tidak cukup. Naskahnya harus tersedia agar peneliti bisa berbuat banyak. Tempat naskah-naskah tersebut adalah di perpustakaan. Agar perpustakaan memiliki kemampuan yang besar dalam menghadapi pangkalan data yang menyediakan data bibliografi tersebut maka diperlukan kerja sama antarperpustakaan. Naskah tidak perlu dari perpustakaan sendiri, tetapi dari perpustakaan orang lain. Kerja sama ini harus didukung oleh adanya alat komunikasi yang baik seperti telepon, pos, dan faksimili.

Komputer memiliki kemampuan yang digeluti oleh pustakawan yaitu mencari, menyimpan, dan menemukan kembali informasi. Karena itu pustakawan juga harus memanfaatkan komputer sebaik-baiknya. Pustakawan harus memahami teknologi CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory) karena bahan terbitan banyak dalam bentuk ini.

Sistem pengolahan bahan pustaka melalui sistem yang dipraktikkan oleh OCLC akan lebih cepat. Begitu pula, pelayanan perpustakaan akan lebih berhasil jika dilaksanakan berkomputer.

Teknologi CD-ROM paling cocok untuk Indonesia karena alasan geografis. Teknologi ini tidak begitu sulit. Kita harus pula bisa memantau berbagai pangkalan data dan ilmu yang ditawarkannya agar para peneliti tetap bisa mengikuti perkembangan.


Jenis Literatur

Jenis Literatur:

Literatur Primer: bahan orisinal oleh pengelola perorangan atau kelompok berdasarkan penelitian atau pemikiran kreatif.

Majalah, surat kabar, laporan disertasi, paten, manuskrip

Sejarah lokal

Literatur Sekunder: modifikasi dari literatur primer dengan susunan baru untuk maksud tertentu:

Koleksi nonfiksi.

kebanyakan bahan “R” ensiklopedi, yearbook (buku tahunan), almanak, indeks, dan sebagainya

Literatur Tertier: Literatur yang sudah diubah 3x dari literatur primer.

Buku ajar (text book)

Diktat (text local)

Selain layanan referensi yang disebutkan di atas ada lagi jenis layanan:

Information referral (I & R) yaitu layanan perpustakaan yang diberikan kepada pengunjung, dengan menunjuk atau me-refer kepada lembaga lain. Hal ini dikerjakan karena perpustakaan tidak memiliki sarana untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Selective Dissemination of Information (SDI), yaitu penyebaran informasi kepada orang yang sudah terpilih oleh perpustakaan, karena bidang yang diminta sudah jelas.

Current Awareness Service (CAS), ialah layanan perpustakaan kepada pembaca mengenai informasi yang baru datang ke perpustakaan.

Current Contents (CC), ialah layanan informasi dari isi majalah terbaru, yang diberikan oleh majalah Current Contents (AS).

Layanan Minat Baca

Peningkatan minat baca adalah suatu hal yang sangat peting tetapi seolah dilupakan orang. Kita mempercayakan pembinaan ini kepada sekolah, tetapi ternyata sekolah tidak berhasil. Mutu sekolah dari berbagai tingkatan terus merosot. Orang tua sebenarnya juga harus ikut meningkatkan minat baca anak di rumah.

Bacaan anak lelaki tidak sama dengan anak perempuan, jangan kita paksa anak remaja membaca buku seperti yang kita inginkan. Membaca mendorong kita untuk berpikir. Selain itu kita juga memperoleh pengalaman yang tidak terhingga. Dengan bacaan kita bisa mengetahui bagaimana orang-orang Indian di AS dibantai, bagaimana Pangeran Dipenegoro menghadapi peluru tentara Belanda.

Cara meningkatkan minat baca bagi orang AS ialah dengan jalan menyediakan buku-buku di perpustakaan. Terutama di perpustakaan sekolah. Alternatif lain ialah perpustakaan umum. Kedua jenis perpustakaan ini hidup dengan baik karena pajak.

Dari perpustakaan kita bisa memperoleh banyak ide. Tetapi di negara kita, perpustakaan belum membudaya. Memang zaman Belanda sudah ada perpustakaan, tetapi itu untuk kepentingan mereka. Rakyat di pedesaan belum mengerti apakah perpustakaan itu.


Pendapat Para Ahli tentang Membaca

I Dewa Gde Alit Udayana mengemukakan bahwa kegemaran membaca pada anak-anak harus dikembangkan melalui orang tua atau guru. Orangtua dan guru diminta untuk memberikan contoh membaca. Bacaan anak hendaknya memiliki kualitas yang baik dan harganya terjangkau. Ternyata membaca ada berbagai tingkatan dan jenis. Hanya perpustakaanlah yang mampu menyediakan bacaan banyak dan berkualitas.

Eduard Kimman, seorang peneliti Barat mengelompokkan minat baca orang Indonesia menjadi empat dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi.

Mantan Presiden Soeharto pernah mengatakan di Kongres IKAPI ke-25 di Istana Negara bahwa kebiasaan membaca harus dipupuk sebagai kebutuhan hidup kita sehingga mendarah daging, sekaligus merupakan kebutuhan sehari-hari seperti makan dan minum.

Pater Drost S. J mengatakan bahwa kebiasaan membaca orang tua akan menurun kepada anak-anaknya. Sayangnya masih banyak orang tua yang tidak membaca, apalagi di desa-desa.

Perpustakaan mendidik orang untuk bisa mandiri. Hasilnya terlihat pada tokoh Adam Malik, yang sempat menduduki kursi Wakil Presiden. Walaupun pendidikan formalnya rendah, tetapi ia terkenal sebagai kutu buku.

Belajar di sekolah dibatasi oleh waktu, sedangkan belajar di perpustakaan tidak. Kita bisa belajar sepanjang masa. Untuk menumbuhkan semangat sepanjang patriotisme perlu membaca buku sejarah.


Kemampuan dan Teknik Membaca

Teknik membaca, menentukan keberhasilan belajar. Ada lima teknik membaca yaitu:

membaca mencari arah,

membaca secara global,

membaca untuk mencari suatu hal yang penting,

membaca untuk belajar, dan

membaca dengan sikap.

Membaca memberi arah adalah yang paling mudah. Teknik ini ialah membaca judul dan mencoba apakah kiranya isi buku tersebut. Untuk mendapat kesan umum dari sebuah buku, kita harus membaca secara global. Dengan membaca secara global, isi pokok dari buku tersebut dapat diketahui. Yang dimaksud membaca untuk mencari adalah membaca untuk menentukan kata-kata, angka-angka, nama-nama atau pemikiran penting yang terkandung dalam bahan bacaan. Teknik membaca untuk belajar harus dikuasai dengan baik oleh pembaca, terutama para pelajar dan mahasiswa yang sedang mempelajari sesuatu. Secara global buku dibaca, dan teknik membaca mencari arah kita kerjakan, kita dapat menentukan apakah suatu bahan-bahan perlu dipelajari secara mendalam. Teknik membaca yang paling sukar adalah teknik membaca dengan sikap kritis. Banyak orang tidak sampai kepada teknik membaca ini, berhenti kepada membaca untuk belajar, atau teknik membaca lain

Sumber : http://massofa.wordpress.com/2008/01/20/pelayanan-perpustakaan-bag-2/

Tidak ada komentar: