Sabtu, 05 Januari 2008

PUSTAKAWAN IDAMAN MASYARAKAT PENGGUNA PADA

PUSTAKAWAN IDAMAN MASYARAKAT PENGGUNA PADA

BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR*)

Oleh:

Samuel Randan**)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah Lembaga Pemerintahan Daerah yang bertugas membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai lingkup tugasnya di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai fungsi:

1. Pengembangan, pembinaan dan pendayagunaan semua jenis perpustakaan

2. Penetapan kebijakan pembinaan perpustakaan

3. Pembinaan dan pelaksanaan koordinasi di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi dengan lembaga pemerintah dan swasta

4. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan propinsi di bidang perpustakaan

5. Pelaksanaan penyusunan bibliografi daerah, katalog induk daerah, bahan rujukan berupa indeks

6. Pengadaan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pelestarian, dan penyajian bahan pustaka karya cetak dan karya rekam

7. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, serta pembinaan sumber daya manusia di bidang perpustakaan

8. Pelaksanaan kerja sama di bidang perpustakaan dan informasi dengan badan atau informasi lain

9. Pelaksanaan administrasi ketatausahaan yang meliputi urusan umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan pelaporan. (Keputusan Gubernur NTT No. 42 Tahun 2001 pasal 4 dan 5)

________________________________________________

*) Artikel peserta Lomba Karya Ilmiah bagi Pustakawan Tahun 2006

**) Pustakawan pada Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur

Agar dapat melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur membutuhkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas yaitu para pengelola perpustakaan yang profesional dalam hal ini pustakawan. Pustakawan yang berkualitas tentu telah memiliki disiplin ilmu di bidang perpustakaan baik melalui pendidikan formal maupun non formal.

Sejak berdirinya sampai sekarang Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur selalu berusaha menambah jumlah tenaga pengelola perpustakaan. Tetapi yang menjadi persoalan saat ini adalah apakah pengelola pustakawan yang ada saat ini sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh pemakai perpustakaan. Karena salah satu unsur atau indikator yang dapat mendorong pemakai/pengunjung rajin berkunjung ke perpustakaan adalah faktor layanan yang diberikan oleh petugas perpustakaan (pustakawan) terhadap pengunjung. Berdasarkan uraian di atas, penulis dalam rangka mengikuti penulisan karya ilmiah mengambil judul ”Pustakawan Idaman Masyarakat Pengguna pada Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur”. Tema ini diangkat karena adanya anggapan bahwa pustakawan pada Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur kurang profesional dan kurang ramah terhadap pengguna.

Menyadari akan pentingnya mengetahui kriteria pustakawan yang diinginkan oleh pengguna maka penulis mencoba meneliti permasalahan tersebut, dan apakah ciri pustakawan yang menjadi idaman pengguna pada Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur.

B. Pustakawan

1. Pengertian

Pustakawan adalah sebutan bagi orang yang bekerja di perpustakaan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pustakawan adalah orang yang bergerak di bidang perpustakaan atau ahli perpustakaan Kemudian menurut kode etik Ikatan Pustakawan Indonesia dikatakan bahwa yang disebut pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan, sedangkan menurut kamus istilah perpustakaan karangan Lasa, H.S. Librarian – pustakawan, penyaji informasi adalah tenaga profesional dan fungsional di bidang perpustakaan, informasi maupun dokumentasi. Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah orang yang memiliki pendidikan perpustakaan atau ahli perpustakaan atau tenaga profesional di bidang perpustakaan dan bekerja di perpustakaan. Jadi pustakawan adalah seseorang yang profesional atau ahli dalam bidang perpustakaan.

Menurut Pandji Amoraga dalam psikologi kerja bahwa profesional mengharuskan tidak hanya pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti profesional terpaku juga suatu panggilan, suatu calling, suatu strong inner impulse yang pertama adalah unsur keahlian dan kedua unsur panggilan. Sehingga seorang profesional harus memadukan dalam diri pribadinya kecakapan teknik yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya, dan juga kematangan etika. Penguasaan teknik saja tidak membuat seseorang menjadi profesional keduanya harus manunggal. Jadi seorang pustakawan yang profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai penguasaan teknik perpustakaan saja, tetapi juga harus mempunyai kematangan etika, harus merasa terpanggil untuk menjadi pustakawan karena pustakawan adalah pelayan masyarakat yang selalu berhadapan dengan berbagai kalangan masyarakat. Sehingga dengan demikian pustakawan akan disenangi oleh masyarakat pengguna perpustakaan.

2. Kriteria

Pustakawan adalah profesi, maka untuk menjadi pustakawan perlu kriteria tertentu yang berkaitan dengan bidang tugas yang akan dikerjakan.

Menurut Sulistyo Basuki pengertian profesi merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari teori dan bukan saja praktek dan diuji dalam bentuk ujian dari sebuah universitas atau lembaga yang berwenang serta memberikan hak kepada yang bersangkutan untuk berhubungan dengan nasabah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah tenaga profesi, yang salah satu kriterianya memiliki ijasah di bidang perpustakaan atau telah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kepustakawanan dan memperoleh sertifikat.

Kemudian menurut Panji Amoraga seorang profesional harus mempunyai ciri sebagai berikut:

a. Berusaha mengejar kesempurnaan hasil sehingga dituntut selalu mencari peningkatan mutu

b. Memiliki kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan

c. Memiliki ketekunan dan ketabahan yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai

d. Mempunyai integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh keadaan terpaksa atau godaan iman seperti harta atau kenikmatan hidup

e. Memiliki kebulatan pikiran dan perbuatan sehingga terjaga efektivitas kerja

Jadi pustakawan sebagai profesional perlu juga memiliki kelima ciri tersebut. Apabila ada yang tidak dimiliki maka dia tidak akan efektif dalam melaksanakan tugasnya.

Kemudian agar pustakawan dapat betul-betul melaksanakan tugasnya sebagai profesional kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia maka pustakawan perlu memiliki sikap sebagai berikut :

a. Komitmen untuk mengembangkan diri dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi

b. Komitmen untuk membuat eksperimen dan inovatif

c. Komitmen untuk menggunakan hal-hal baru untuk menunjang tugas profesi

d. Komitmen untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa membedakan agama, ras, golongan maupun aliran politik

e. Komitmen untuk mematuhi kode etik pustakawan.

Selain itu karena pustakawan adalah pelayan masyarakat yang setiap hari berhadapan dengan berbagai lapisan masyarakat, maka pustakawan perlu memiliki sifat-sifat :

a. Ramah

b. Pandai bergaul

c. Berpenampilan menarik

d. Suka menolong orang lain

II. GAMBARAN UMUM BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

A. Sejarah singkat Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur

Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan pengembangan dari Perpustakaan Negara yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4223 / Kab. Tanggal 15 Pebruari 1951 tentang Lapangan Pekerjaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Perpustakaan Negara pertama kali didirikan pada 4 daerah yaitu di Yogyakarta, Ambon, Sorong, dan Padang. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 29 / 03 / C, tanggal 23 Mei 1996 tentang Tugas Kewajiban dan Lapangan Pekerjaan Perpustakaan Negara, Perpustakaan Negara di Kupang dibentuk bersamaan dengan 18 Perpustakaan Negara lainnya, namun karena adanya berbagai keterbatasan sehingga baru terbentuk pada tanggal 01 Januari 1964.

Agar organisasi Perpustakaan Negara ini dapat berjalan dengan baik maka diterbitkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0109/1998, tanggal 23 Juni 1978 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 095/0/1979 tanggal 29 Mei 1979 tentang Pengalihan Status Perpustakaan Negara menjadi Perpustakaan Wilayah.

Dalam Keputusan ini telah ditetapkan klarifikasi dari masing-masing Perpustakaan Wilayah dimana Perpustakaan Wilayah Nusa Tenggara Timur termasuk dalam klasifikasi Perpustakaan Wilayah tipe B. Pada tahun 1989 dalam upaya meningkatkan dayaguna dan hasilguna perpustakaan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, maka dikeluarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 1989 tanggal 6 Maret 1989 tentang Perpustakaan Nasional RI yang sebelumnya berada di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dialihkan menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Dalam pasal 8 Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI ditegaskan bahwa Perpustakaan Daerah adalah Perpustakaan Wilayah yang berkedudukan sebagai satuan organisasi Perpustakaan Nasional RI yang berada di bawah dan bertanggung Jawab langsung kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI.

Selanjutnya untuk keseragaman nama instansi maka Perpustakaan Daerah dirubah lagi namanya menjadi Perpustakaan Nasional Propinsi. Begitu juga Perpustakaan Daerah Nusa Tenggara Timur berubah namanya menjadi Perpustakaan Nasional Propinsi Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya dengan adanya pelimpahan wewenang pusat ke daerah maka Perpustakaan Nasional Propinsi Nusa Tenggara Timur dialihkan statusnya ke Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur No. 42 Tahun 2001 tanggal 22 Agustus 2001 maka Perpustakaan Nasional Propinsi Nusa Tenggara Timur menjadi Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan uraian di atas maka Badan Perpustakaan telah mengalami 4 kali perubahan nama yaitu : Perpustakaan Negara, Perpustakaan Wilayah, Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Nasional Propinsi dan Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur.

B. Struktur Organisasi

Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan instansi di pemerintahan Propinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai struktur organisasi dengan susunan sebagai berikut :

1. Kepala Badan Perpustakaan

2. Sekretariat

Membawahi 4 sub bagian yaitu : Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian Kepegawaian dan Sub Bagian Program Data dan Evaluasi

3. Bidang Pembinaan Perpustakaan

Membawahi 2 sub bidang yaitu : Sub Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sub Bidang Kelembagaan Perpustakaan

4. Bidang Deposit, Pengembangan dan Pengolahan Bahan Pustaka

Membawahi 2 sub bidang yaitu : Sub Bidang Deposit dan Sub Bidang Pengembangan dan Pengolahan Bahan Pustaka

5. Bidang Layanan Perpustakaan dan Pelestarian Bahan Pustaka

Membawahi 2 sub bidang yaitu : Sub Bidang Layanan Perpustakaan dan Sub Bidang Pelestarian Bahan Pustaka

6. Kelompok Pustakawan merupakan pejabat fungsional yang bergerak dalam bidang teknis

C. Keadaan Pegawai pada Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur

Perkembangan serta kemajuan suatu organisasi adalah adanya pegawai yang akan melaksanakan tugas-tugas atau fungsi organisasi itu sendiri. Badan Perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi ilmu pengetahuan dan teknologi sangat ditentukan oleh tersedianya pegawai yang sungguh-sungguh dapat berperan sesuai kemampuan dan keterampilan berdasarkan disiplin ilmu yang diperolehnya.

Keadaan pegawai di Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur sampai dengan Desember 2003 berjumlah 77 orang yang terdiri dari:

1. Kepala Badan : 1 orang

2. Sekretaris : 1 orang

3. Kepala Bidang : 3 orang

4. Kepala Sub Bagian : 4 orang

5. Kepala Sub Bidang : 6 orang

6. Staf : 62 orang

-----------------------------------------------

Jumlah pegawai : 77 orang

Adapun menurut eselon pejabat yang ada pada Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Eselon 2 : 1 orang

2. Eselon 3 : 4 orang

3. Eselon 4 : 10 orang

----------------------------------

Jumlah : 15 orang

Selanjutnya keadaan pegawai menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut : Keadaan Pegawai Badan Perpustakaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Menurut Pendidikan

NO

TINGKAT PENDIDIKAN

JUMLAH

1

Sarjana (S1)

21 orang

2

DIII / Sarjana Muda

1 orang

3

DII

7 orang

4

SMA

47 orang

5

SMP

1 orang

Total

77 orang

Sumber : Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur, 2003

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa keadaan tahun 2003 di Badan Perpustakaan provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat 21 orang yang berpendidikan sarjana dan yang terbanyak berpendidikan SLTA yaitu 47 orang dan hanya 1 orang yang berpendidikan SLTP.

III. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Hasil penelitian yang disajikan adalah data-data yang diperoleh dari penyebaran angket dengan sampel 41 orang responden dan jumlah pertanyaan 21 ditambah dengan data responden sebanyak 4 pertanyaan. Hasil penelitian tersebut dianalisi dengan menggunakan metode deskriptif yaitu peneliti menguraikan data yang diperoleh dengan menyusunnya dalam presentase angka terbesar ke yang kecil. Kemudian diinterpretasikan berdasarkan dari jawaban angket yang dikategorikan dalam presentase dan dijabarkan dengan menarik suatu kesan umum untuk dideskripsikan menjadi suatu kesimpulan dari penjabaran atas data.

Dasar pedoman penafsiran data yang digunakan adalah :

1 % - 25 % = sebagian kecil

26 % - 49 % = hampir setengahnya

50 % = setengahnya

51 % - 75 % = sebagian besar

76 % - 99 % = pada umumnya

100 % = keseluruhan ( Supardi, 1979 : 20)

A. Analisis Data Responden

1. Analisis data jenis kelamin responden

Dari 41 orang responden, 22 orang (53,6 %) atau sebagian besar pengguna perpustakaan pada Badan Perpustakaan adalah laki-laki dan hampir setengahnya atau 17 orang (46,34 %) adalah perempuan.

2. Analisis data pendidikan responden

Dari 41 orang responden, 30 orang (73,17%) atau sebagian besar berlatar belakang pendidikan SLTA, 3 orang (7,31 %) berlatar belakang pendidikan SMP dan 2 orang (4,76 %) berlatar belakang pendidikan DII

3. Analisis data pekerjaaan responden

Dari 41 responden 20 orang (48,7 %) adalah mahasiswa, 13 orang (31,7 %) tidak bekerja, 3 orang (3,7 %) adalah wiraswasta, 2 orang (4,87 %) adalah PNS sedangkan pekerjaan pelajar dan aktifis masing-masing 1 orang (2,43 %). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya dari pengunjung Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah mahasiswa sedangkan yang lainnya hanya sebagian kecil saja

4. Analisis data usia responden

Dari 41 orang responden usianya hanya berkisar antara 12 tahun sampai dengan 31 tahun. Yang usianya 22 tahun 8 orang, 21 tahun 5 orang, 25 tahun 4 orang, 25 tahun dan 23 tahun masing-masing 3 orang, 18 tahun 19 tahun dan 29 tahun masing-masing 2 orang sedangkan usia 12, 17, 26, 27 tahun masing-masing 1 orang.

B. Analisis Data Penelitian

Analisis data penelitian diperoleh dari hasil pengisian angket yang disusun berdasarkan jawaban responden.

1. Pendidikan minimal bagi pustakawan

Dari 41 orang responden, 25 orang (60,97 %) mengatakan minimal S1 Perpustakaan, 12 orang (29,26 %) mengatakan minimal Diploma III Perpustakaan, 3 orang (7,3 %) mengatakan minimal SLTA dan 1 orang (2,43 %) mengatakan minimal DII Perpustakaan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan menginginkan agar pendidikan minimal bagi pustakawan adalah S1 Perpustakaan.

2. Analisis data perlunya pustakawan belajar terus untuk menambah pengetahuan

Dari 41 orang responden seluruhnya menginginkan agar pustakawan belajar terus. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa keseluruhan dari responden menginginkan agar pustakawan belajar terus untuk menambah pengetahuannya di bidang perpustakaan.

3. Analisis data pengetahuan pustakawan tentang lokasi koleksi dalam ruang koleksi.

Dari 41 orang responden 23 orang (56,09 %) atau sebagian besar mengatakan bahwa pustakawan kurang mengetahui lokasi koleksi sedangkan 14 orang (34,15 %) atau hampir setengahnya mengatakan bahwa pustakawan mengetahui lokasi koleksi dan 4 orang (9,75 %) atau sebagian kecil mengatakan pustakawan tidak tahu lokasi koleksi.

4. Analisis data perlunya sikap keramahan dimiliki oleh pustakawan.

Dari 41 orang responden, 32 orang (78 %) atau sebagian besar mengatakan sangat diperlukan keramahan pustakawan.

5. Analisis tentang apakah laki-laki saja yang baik menjadi pustakawan ataukah wanita saja.

Dari 41 orang responden, 14 orang (34 %) atau hampir setengahnya mengatakan bahwa hanya laki-laki saja dan 14 orang lagi (34,14 %) hampir setengahnya mengatakan sebaiknya perempuan saja sedangkan 13 orang (31,7 %) mengatakan laki-laki dan perempuan sama saja. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama baiknya untuk pengguna perpustakaan

6. Analisis data pustakawan yang baik menurut responden.

Dari 41 orang responden, 17 orang (41,46 %) atau hampir setengahnya mengatakan selalu berada ditempat duduknya, 16 orang (39,02 %) atau hampir setengahnya mengatakan selalu jalan-jalan dalam ruangan koleksi, sedangkan 7 orang (17,07 %) atau sebagian kecil mengatakan melayani dengan ikhlas dan 1 orang (2,43 %) mengatakan berada di luar ruangan.

7. Analisis data pakaian yang baik untuk pustakawan pada Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Dari 41 orang responden, 31 orang (75,6 %) atau sebagian besar mengatakan pakaian yang cocok adalah pakaian dinas, 8 orang (19,5 %) atau sebagian kecil mengatakan pakaian lengan panjang dan berdasi dan 1 orang (2,43 %) atau sebagian kecil mengatakan pakaian bebas.

8. Analisis data responden tentang pustakawan yang baik menurut pengguna perpustakaan.

Dari 41 orang responden 27 orang (65,85 %) atau sebagian besar mengatakan harus pandai bergaul, 14 orang (34,14 %) atau sebagian kecil mengatakan rajin membaca.

9. Analisis data responden tentang pustakawan yang disenangi.

Dari 41 orang responden, 19 orang (46,34 %) atau hampir setengahnya mengatakan karena rajin membantu mencari informasi, 13 orang (31,7 %) atau hampir setengahnya mengatakan karena ramah sedangkan yang lainnya tidak menjawab.

10. Analisis data responden tentang pustakawan wanita yang pakai rok mini. Dari 41 orang responden 33 orang (80,48 %) atau pada umumnya tidak setuju kalau pustakawan wanita pakai rok mini karena bukan pada tempatnya. Sedangkan yang mengatakan biasa-biasa saja 5 orang (12,19 %) atau sebagian kecil dan 3 orang (7,31 %) mengatakan setuju.

11. Analisis data responden tentang pustakawan yang baik.

Dari 41 orang responden, 37 orang (90,24 %) atau pada umumnya responden mengatakan ramah dan suka membantu.

IV. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui analisis data yang terhimpun maka dapat disimpulkan bahwa pustakawan yang menjadi idaman masyarakat pengguna pada Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah :

1. Minimal berpendidikan S1 Ilmu Perpustakaan atau D3 Perpustakaan dan terus belajar untuk menambah pengetahuan dan wawasan di bidang perpustakaan serta menguasai informasi dan lokasi informasi.

2. Baik laki-laki maupun perempuan dapat menjadi pustakawan, selalu berada di tempat duduknya, berpakaian dinas yang rapi dan bagi perempuan tidak menggunakan rok mini (terlalu pendek).

3. Orangnya ramah, pandai bergaul dan suka menolong dalam mencari informasi.

4. Pustakawan pada Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur cukup ramah dan dapat membantu mencari informasi.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Anaroga, Pandji 2001. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

2. Lasa H.S. 1998. Kamus Istilah Perpustakaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

3. Sulistyo, Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

  1. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur No. 42 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perpustakaan Propinsi Nusa Tenggara Timur
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=Psikologi+untuk+Profesional+Informasi+perpustakaan&btnG=Telusuri&meta=

Tidak ada komentar: